literature

Sleep

Deviation Actions

RheinaGealtash's avatar
Published:
353 Views

Literature Text

    Ketika itu yang kutahu aku hanyalah bisa menatap plafon yang berwarna putih di atas. Seakan ada bintang atau bulan, aku merenggangkan tangan ke atas untuk menggapai sesuatu. Yang berupa sesuatu itu hanyalah sebuah cahaya lampu yang redup.
    Aku melihat ke kiri dan kananku yang berupa boneka-boneka lusuh bertebaran; entah kudapat dari crane game atau entah hadiah dari mana. Mereka menatapku dengan mata hitam yang imut dan kosong; entah dari plastik ataupun jaitan bordir.
    Di sini sangat sepi. Yang kudengar hanyalah detik-detik dari sebuah jam dinding yang sudah berdebu dan tua. Tembok kamar ini sudah menguning dan lembab. Bahkan seprai dan selimut terasa aneh dan menjijikkan. Tidak akan ada orang yang ingin bergerak di dalam semua ini atau mungkin mereka akan bergerak untuk keluar. Tapi bagaimana jika tidak ada pintu keluar? Masih entahlah.
    Semua lusuh, tua, berdebu, lembab, dan memuakkan. Hanya saja plafon itu masih terlihat putih bersih. Aku pun bertanya-tanya terbuat dari apakah plafon itu? Bahkan lampu redup itu pun kalah bersih dari plafon. 
    Sesuatu yang ingin kugapai bukanlah cahaya lampu redup itu lagi melainkan plafon yang sangat putih menawan. Aku merasa aku seperti sakit jiwa karena tampaknya aku telah jatuh cinta pada plafon putih yang bahkan sama sekali tidak melakukan apapun itu. Karena aku adalah orang pertama yang tidak ingin bergerak di semua ini, aku hanya bisa mencoba menggapai dengan gerakan minim di sebuah lengan yang payah.
    Ah.. Tapi...
    Kurasa aku bisa menggapainya sedikit lagi, plafon itu.
    Bibirku menyunggingkan senyum puas ketika aku bisa melihat plafon itu lebih jelas. Tanganku telah menggapainya! Plafon itu terasa dingin tapi juga hangat ketika aku mencoba merabanya. Betapa nyamannya plafon ini. Aku tidak bosan mengusapnya di pipiku.
    Mataku melihat ke bawah tempat di mana seprai dan selimut yang tidak nyaman beserta boneka-boneka lusuh berserakan di atas kasur.
    Hei... Aku melihat diriku yang tertidur dengan senyum yang cantik.
    Tertidur?
    Aku menatap sejenak diriku yang kurus dan ringkih.
    Tapi... Plafon itu seperti memanggilku hingga aku pun tidak peduli lagi.
    Tampaknya plafon ini berusaha untuk membuatku ikut bersamanya.
    Karena dia indah, tentu saja aku menyetujuinya.
It's just something out of my mind...
© 2015 - 2024 RheinaGealtash
Comments0
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In